(Jangan) Menjadi Kalah
Menjadi kalah itu mudah, cukup menjadi pecundang saja yang
tidak mau berusaha, mudah putus asa, dan menyerah. Tidak usah ikut berperang,
cukup melihat saja dari kejauhan. Tidak usah capek-capek berlatih
(read:berusaha), santai-santai saja di rumah. Hidupnya biasa-biasa saja, tidak
mendapat apapun yang berharga.
Tapi menurutku, menjadi kalah tidak semudah itu. Menjadi
kalah karena sikap pengecut itu lebih sakit ketimbang gagal setelah berjuang.
Lho kok seperti itu? bayangkan saja orang yang sengaja kalah akan mundur, tidak
berbuat apapun. Lalu penderitaan-penderitaan selanjutnya akan datang
bertubi-tubi. Percayalah, kawan.
Seringkali ada sesuatu dalam diriku yang sering membisikkan
kata-kata menyerah. Baru menghadapi sebuah kesulitan saja ia berkata “Sudahlah,
menyerah saja. Kau tidak akan bisa.” Lalu aku meng-iya-kan apa yang dia
katakan. Tapi ada satu sisi lagi yang selalu membisikkan kata-kata semangat.
Disaat aku hampir menjadi seorang pengecut, ia datang dan berkata “Ini baru
awal. Nanti tidak akan begini. Hadapi saja dulu.” Dan aku kembali berjuang.
Ada saat-saat dimana kita harus berjuang untuk mendapat apa
yang kita impikan. Saat-saat dimana kita tidak boleh putus asa, apalagi
menyerah. Karena kita harus memperjuangkan apa yang kita inginkan.
Memperjuangkannya secara maksimal, dengan usaha yang terbaik, dan do’a yang
tidak putus-putus. Kita harus meyakinkan Tuhan bahwa kita berhak mendapat apa
yang kita impikan dengan cara bekerja keras. Menyerah adalah kata yang sangat
bodoh. Jangan kau buat perjuanganmu sia-sia karena kamu menyerah.
Jangan menjadi kalah. Kalah oleh ego diri sendiri, kalah
oleh keadaan, kalah oleh waktu, kalah oleh kesulitan, kalah oleh keterbatasan,
dan kalah oleh setan.
Dina J
Bandung, 30 Agustus 2014
p.s : Ditulis untuk mengingatkan diri sendiri agar tidak
menyerah dan untuk orang-orang yang sedang berjuang menggapai impian mereka.
Semangat terus!!! (^-^)9
Komentar
Posting Komentar