Denmark dan Yahudi di Number the Stars

Sumber gambar: https://images-na.ssl-images-amazon.com/images/I/51igOegVNTL._SX335_BO1,204,203,200_.jpg


(Mengandung Spoiler)

That’s all that brave means—not thinking about the dangers. Just thinking about what you must do.” –Annemarie

Number the Stars adalah novel historical-fiction karya Lois Lowry yang berlatar di salah satu negara Skandinavia, yaitu Denmark. Masih seputar kehidupan saat masa Perang Dunia II, Number the Stars menceritakan mengenai kisah keluarga Annemarie yang membantu tetangga mereka, keluarga Rosen untuk melarikan diri dari pihak Jerman yang berniat membawa orang-orang Yahudi pergi.

Seperti All The Light We Cannot See yang memperlihatkan kehidupan masa Perang Dunia II di Perancis dan Jerman, The Invisible Bridge di Hungaria, atau catatan harian Anne Frank yang menggambarkan sedikit kehidupan masa perang di Belanda, Number the Stars juga memperlihatkan kehidupan masa perang di Denmark. Namun, novel yang satu ini tidak begitu kelam dan penuh kepedihan seperti novel historical-fiction lainnya. Jika novel historical-fiction lain seperti All The Light We Cannot See, The Book Thief, dan The Inivisible Bridge mengolah keajaiban dengan balutan tragedi, Number the Stars mengolah keajaiban secara penuh. Sedikit sekali tragedi yang ditampilkan. Mungkin hal ini karena kejadian-kejadian yang ada dilihat melalui kacamata seorang gadis kecil, Annemarie. Ada hal-hal yang memang tidak diberitahukan pada seorang gadis kecil.

Annemarie adalah sesosok gadis kecil pemberani dan juga pintar. Bersama kedua orang tuanya, dengan resiko besar, Annemarie menyembunyikan Ellen, anak keluarga Rosen di rumah mereka dan memalsukan identitasnya menjadi Lise Johansen, kakak Annemarie yang sudah meninggal, yang beruntungnya memiliki rambut berwarna gelap saat masih kecil.

Esoknya, Mama Annemarie membawa Annemarie, Kirsti, adiknya, dan Ellen menuju rumah paman Henrik di tepi laut. Disana, ternyata telah disusun rencana untuk menyelamatkan orang-orang Yahudi dan mengantarkan mereka ke Swedia yang saat itu tidak dikuasai Jerman. Mama Annemarie, Paman Henrik, dan Peter menjadi pion utama penyelamatan tersebut.

Number the Stars mungkin novel yang cukup ringan untuk genre historical-fiction karena selain ceritanya tidak terlalu berat, hanya tertuju pada penyelamatan keluarga Rosen ke Swedia, namun juga cukup pendek sehingga bisa dibaca dalam waktu singkat. Tapi, walaupun cukup pendek, bukan berarti riset sejarah yang dilakukan asal-asalan. Lois Lowry melakukan riset melalui arsip-arsip dan juga pengalaman temannya, Annelise Platt, yang di waktu yang sama dengan novel, yaitu tahun 1943 masih seorang anak kecil yang tinggal di Copenhagen, Denmark.

Lois Lowry juga menyelipkan sejarah Denmark melalui Number the Stars. Fakta-fakta mengenai kekuatan tentara Denmark pada tahun 1943 yang tidak begitu kuat dan membuat Raja Denmark, Christian X harus tunduk pada Jerman. Dan fakta bahwa orang-orang Yahudi di Denmark, tentu jauh lebih beruntung daripada orang-orang Yahudi di daratan besar Eropa, yang masih satu tanah dengan Jerman.

Lowry mengatakan bahwa benar, kebanyakan orang Yahudi di Denmark selamat karena ada orang Jerman yang membocorkan rencana penangkapan kaum Yahudi pada pemerintah Denmark. Karena ini, orang-orang Yahudi mendapat peringatan sebelumnya, sebelum penangkapan terjadi.

Fakta yang paling menarik bagi saya adalah tentang raja Denmark, Christian X, yang sering berjalan-jalan di kota dengan kuda dan tanpa pengawalan. Hal itu memperlihatkan bagaimana seorang pemimpin begitu dicintai rakyatnya. Lowry bilang, ada dokumen terkait kejadian tersebut di arsip Denmark. Dalam Number the Stars, cerita tersebut diceritakan oleh Ayah Annemarie.

“Who is that man who rides past here every morning on his horse?” the German soldier had asked.
“He is our king,” the boy told the soldier. “He is the King of Denmark.”
“Where is his bodyguard?” the soldier had asked.
“The boy looked right at the soldier, and he said ‘All of Denmark is his bodyguard.’”

Dan yang selalu saya kagumi dan tentu bingung, dari cerita-cerita novel historical-fiction dan holocaust literature adalah orang-orang yang rela membahayakan hidup mereka untuk membantu orang-orang Yahudi bersembunyi atau melarikan diri, seperti ibu dan ayah Annemarie, paman Henrik, dan Peter Neilsen di Number the Stars. That kind of people do magic, and for me, magic is keeping your humanity alive.

Komentar

Postingan Populer